BAHASA PENGUNGKAP BUDAYA DAYAK GOLIK (Disclosure Language of Dayak Golik Culture)

Martina Martina

Abstract


Saat ini, masyarakat Dayak Golik tidak terlalu peduli lagi dengan budayanya karena dianggap tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman. Untuk menghidupkan kembali nilai-nilai budaya dalam masyarakat Dayak Golik, bahasa daerah memiliki peranan penting sebagai pengungkapnya. Bahasa Golik sebagai sarana komunikasi masyarakat akan lebih efektif dibandingkan menggunakan bahasa lainnya. Dengan bahasa tersebut diharapkan masyarakat akan mudah memahami dan mengerti budayanya karena menggunakan bahasanya sendiri. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dengan mudah diaplikasikan dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, masalah kajian ini difokuskan pada bagaimana bahasa bisa menjadi pengungkap budaya Dayak Golik. Kajian ini menggunakan teori sosiolinguistik dan antropologi komunikasi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa bahasa bisa mengungkap budaya yang ada di dalam masyarakat Dayak Golik. Pengungkapan budaya itu melalui nyanyian dan upacara penyambutan adat yang menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasinya. Melalui nyanyian dalam bahasa Golik, masyarakat dapat mengetahui nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalam nyanyian itu. Begitu juga dengan upacara penyambutan adat, budaya atau tradisi penyambutan tamu memiliki nilai-nilai di dalamnya. Di setiap gerakan, memiliki makna tersendiri dan hal itu hanya bisa diungkap dengan bahasa yang mereka gunakan.



At present, the Dayak Golik community does not care much about their culture because it is considered irrelevant to the current development. To revive cultural values in the Dayak Golik community, local language has an important role to play in revealing them. Golik language as media of public communication will be more effective than using other languages. With this language, it is expected that the community will easily understand their own culture because it uses their own language. The values contained in it are easily applied in their lives. Therefore, the problem of this study focused on how language could reveal the Golik Dayak culture. This study uses sociolinguistic theory and communication anthropology. The method used is descriptive method with qualitative approach. The results of the analysis show that language can reveal the culture that exists within the Golik Dayak community. Disclosure of the culture is through singing and traditional welcoming ceremonies which using language as media of communication. Through singing in Golik, people can know the values of local wisdom contained in the song. Likewise, the welcoming ceremony tradition and tradition of welcoming guest ceremony has values in it. In each movement, it has its own meaning and it can only be revealed in the language they use.


Keywords


language; expression; culture

Full Text:

PDF

References


Hijriah, Amanah. 2017. “Wacana Mantra Bobiku dalam Tradisi Perkawinan Dayak Pompank’ngh Kabupaten Sanggau” diterbitkan dalam proseding hasil penelitian kebahasaan dan kesastraan. Kerjasama Balai bahasa daerah Istimewa Yogyakarta, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, dan Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Yogyakarta. Yogyakarta: Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta.

Danatus. 2018. “Revitalisasi Bahasa Dayak Golik”. Makalah disampaikan pada Kegiatan Revitalisasi Bahasa Golik di Kecamatan Beduai, Kabupaten Sanggau. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Ibrahim dkk. 2012. Pantang Larang Melayu Kalimantan Barat. Pontianak: STAIN Pontianak Press.

Liliweri, Alo. 2016. Konfigurai Dasar Teori-Teori Komunikasi Antarbudaya. Bandung: Nusa Media.

Ma’aruf, Salmiati. 2016. “Bahasa Daerah: Identitas yang Memudar” dalam Bahasa, sastra, & Identitas; Eksistensi Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah di Bumi Raja-Raja. Maluku: Kantor Bahasa Maluku.

Martina. 2010. Pemetaan Bahasa-Bahasa Daerah di Kalimantan Barat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Bahasa Kalimantan Barat.

Martina. 2016. “Makna Simbol pada Baju Telok Belanga’ dan Baju Kurong Melayu Pontianak” dimuat dalam Jurnal Batra (Bahasa dan Sastra) Volume 2, Edisi Desember 2016. Kantor Bahasa Bengkulu.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pateda, Mansoer. 2015. Linguistik Sebuah Pengantar. Bandung: Penerbit Angkasa.

Sambas, Syukriadi. 2016. Antropologi Komunikasi. Bandung: Pustaka Setia.

Shweder, Richard A and Robert A. Le Vine. 1984. Culture Theory. Cambrige, London, New york, New Rochelle, Melnourne, Sydney: Cambridge University Press.

Suciati. 2015. Komunikasi Interpersonal Sebuah Tinjauan Psikologis dan Perspektif Islam. Yogyakarta: Litera.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukrawati, Cokorda Istri. 2011. “Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat Bali” dalam Proseding Kekayaan Budaya dalam Bahasa Ibu. Bandung: Balai Bahasa Bandung dan Penerbit ITB.




DOI: https://doi.org/10.37671/sb.v6i2.140

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Sirok Bastra

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 
 
______________________________________________________________________________________________________________________________________________
 
Publisher and Copyright @Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung
Kompleks Perkantoran dan Permukiman Terpadu Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 
Jalan Pulau Bangka, Airitam, Pangkalpinang 
Telepon: 0717-438455; Faksimile: (0717) 9103317 
Pos-el: sirokbastra@kemdikbud.go.id