WACANA SEREMONIAL PIDATO DALAM UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA (Speech Ceremonial Discourse in The Javanese Tradition Wedding Ceremony)

Mulyana Mulyana

Abstract


Pidato dalam upacara perkawinan adat Jawa adalah bagian penting dalam keseluruhan tradisi bahasa dan budaya Jawa. Sebagai satuan wacana, struktur, dan muatan budaya dalam pidato menyimpan sejumlah permasalahan. Tujuan penelitian menjelaskan penggunaan bahasa, estetika bahasa, dan perubahan wacana pidato. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik yang dilengkapi dengan analisis wacana (discourse analysis). Bahan penelitian atau data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tuturan lisan pidato perkawinan (PP) yang dapat didokumentasikan selama penelitian. Tuturan yang diambil sebagai data, didokumetasikan dari tuturan langsung dalam upacara perkawinan yang diselenggarakan oleh masyarakat Jawa di wilayah Yogyakarta. Hasil analisis menunjukkan: pertama, bahasa yang digunakan dalam upacara perkawinan masyarakat Jawa antara lain adalah: bahasa Jawa, bahasa Indonesia, bahasa campuran Jawa-Indonesia (Jawindo). Dalam penyampaiannya, wacana pidato kadang-kadang mengalami gejala alih kode dan campur kode, dan mengalami perubahan atau pergantian tingkat tutur. Kedua, unsur-unsur estetika yang digunakan dalam wacana pidato perkawinan yang berhasil ditemukan antara lain adalah: tembung saroja, tembung garba, yogyaswara, keratabasa, tembung entar, paribasan, bebasan, saloka, pepindhan, pralambang, purwakanthi, panambang bunyi ha-, seselan –in-, seselan –um-, tembung kawi, dan diksi religiusitas. Ketiga, terjadinya perubahan wacana pidato perkawinan disebabkan oleh perubahan konteks yang melatarbelakanginya. Konteks dalam hal ini berkaitan dengan situasi atau suasana yang berlangsung dalam upacara tersebut.

 

 

Speech in the Javanese wedding ceremony is important part in the Javanese tradition. But, as a unit of discourse, structure, and culture content in speech have several problems. This study aims to explain language usage, language aesthetics and speech discourse changes. This study used the sosiolinguistic approach that accompanied by the discourse analysis. This study used the object and/or data of the oral story about wedding speech (PP: pidato perkawinan) that gathered and documented as long as the study was conducted. The stories taken as data were documented from the direct stories in the wedding ceremony that performed by the Javanese in the area of Yogyakarta. The analysis results performed to the data could describe and explain several problems of this study. First, the spoken language in the wedding ceremony in the Javanese people were the Javanese, the Indonesian, and the mixed language between them called Jawindo (Javanese-Indonesian). Second, the aesthethics elements used in the wedding speech discourse that we found successfully were: tembung saroja, tembung garba, yogyaswara, keratabasa, tembung entar, paribasan, bebasan, saloka, pepindhan, pralambang, purwakanthi, panambang bunyi ha-, seselan -in-, seselan -um-, tembung kawi, and religious diction. Third, the change of the wedding speech discourse was happened because of the change of the underlying context. Context in this case related to the situation and ambience during the ceremony.


Keywords


ceremonial discourse; wedding ceremony; aesthetic; context

Full Text:

PDF

References


Bratawidjaja, Thomas Wijasa. 1995. Upacara Perkawinan Adat Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Brown, Gillian dan George Yule. 1983. Discourse Analysis. Cambridge: Cambridge University Press.

Echols, John dan Hassan Shadily. 1984. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Edmonsond, Willis. 1981. Spoken Discourse. London: Longman.

Halliday, MAK dan Ruqaiya Hassan. 1992. Bahasa, Konteks dan Teks. Aspek-aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Kadarisman, A. Effendi. 1999. “Wedding Narrative as Verbal Art performance: Explorationsin Javanese Poetics”. Disertasi tidak diterbitkan. University of Hawaii at Manoa, Honolulu, Hawaii, USA.

Longacre, Robert E. 1968. Discourse, Paragraph, and Sentence Structure in Selected Philippine Languages. Santa Ana California: The Summer Institute of Linguistics.

Mulyana. 2001. “Penggunaan Unsur Kohesi dan Koherensi dalam Naskah Sesorah Bahasa Jawa”. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta.

Sudaryanto. 1991. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Suwarna. 2003. “Estetika Bahasa Pembawa Acara Pengantin Jawa”, Laporan Penelitian FBS UNY.

______. 2009. Pembelajaran Estetika Wacana Tutur Upacara Pengantin Jawa. Laporan Penelitian DIPA FBS UNY.

Syafe’ie, Imam. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Wedhawati. 1979. Wacana Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.

Kodiron. 1989. Sekar Setaman. Tatacara Upacara Adat Jawa. Surakarta: Putra Angkasa.

Suyadi, R. 1994. Sekar Setaman. Yogyakarta: CV Cendrawasih.

Yatmana, Rama Sudi. 1988. Tuntunan Kagem Para Panatacara tuwin Pamedharsabda. Semarang: Aneka Ilmu.

Sutawijaya, Danang. R. 1990. Upacara Penganten Tatacara Kejawen. Semarang: Aneka Ilmu.

Pringgawidagda, Suwarna. 1998. Gita Wicara Jawi Pranatacara tuwin Pamedharsabda. Yogyakarta: Kanisius.




DOI: https://doi.org/10.37671/sb.v6i2.129

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Sirok Bastra

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 
 
______________________________________________________________________________________________________________________________________________
 
Publisher and Copyright @Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung
Kompleks Perkantoran dan Permukiman Terpadu Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 
Jalan Pulau Bangka, Airitam, Pangkalpinang 
Telepon: 0717-438455; Faksimile: (0717) 9103317 
Pos-el: sirokbastra@kemdikbud.go.id