KLASIFIKASI WARNA MASYARAKAT BETAWI DI MARUNDA, JAKARTA UTARA

Satwiko Budiono

Abstract


Kosakata warna sekiranya dapat memperlihatkan lingkungan penuturnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sapir bahwa kosakata apa pun dalam suatu bahasa mencerminkan lingkungan penuturnya, misalnya, masyarakat pesisir cenderung menyebut biru laut dibandingkan biru langit yang cenderung dipakai masyarakat pegunungan. Hal tersebut sekiranya membuat penamaan warna menjadi menarik untuk diteliti sebab berbeda masyarakat berbeda pula penyebutan warnanya walaupun berada dalam satu wilayah yang sama. Menariknya lagi, penelitian seperti ini masih jarang dilakukan sehingga kesempatan melakukan penelitian tentang warna masih sangat terbuka di Indonesia. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dibahas penamaan warna masyarakat Betawi di Marunda, Jakarta Utara. Masyarakat Betawi di Marunda dipilih sebagai objek penelitian karena masyarakat Betawi di Marunda sekiranya masih belum banyak mendapatkan pengaruh dari luar. Hal ini dilihat dari lokasinya yang jauh dari pusat kota dibandingkan masyarakat Betawi lainnya. Dengan begitu, dapat diketahui masyarakat Betawi di Marunda memiliki penggolongan penyebutan warna berdasarkan sebelas kategori, yaitu buah, alat berat, minuman, makanan, anggota atau bagian tubuh, bagian mobil, warna, wajah, alam, tingkat kecerahan, dan tumbuhan. Selain itu, warna yang jarang ditemui hanya disebutkan berdasarkan tingkat kecerahan muda dan tua tanpa adanya asosiasi ke hal lainnya.


Keywords


klasifikasi, kosakata warna, Betawi Marunda, semantik

Full Text:

PDF

References


Creswell, J.W. 2003. Research Design: Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications.

Darmaprawira, Sulasmi. 2002. Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya (ed. Kedua). Bandung: Penerbit ITB.

Darmojuwono, Setiawati. 1989. “Pengaruh Klasifikasi Semantis Bidang Warna kepada Persepsi Manusia” dalam Linguistik Indonesia tahun 7 No. 14 hlm. 33—44.

Darmojuwono, Setiawati. 1994. Laporan Penelitian Kosakata Warna di Kepulauan Seribu. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Duranti, Alessandro. 1997. Linguistic Anthropology. Cambridge: Cambridge University Press.

Foley, A. William. 1997. Anthropological Linguistics: An Introduction. Oxford: Blackwell Publisher.

Kay, Paul. 1981. “Synchronic Variability and Dichronic Change in Basic Color Terms” dalam Language, Culture, and Cognition: Anthropological Perspectives hlm. 257—270. New York: Macmillan

Keraf, Gorys. 1990. Linguistik Bandingan Tipologis. Jakarta: Gramedia.

Lauder, Multamia RMT. 2007. Sekilas Mengenai Pemetaan Bahasa. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana.

Leech, Geoffrey. 1981. “Colour and Kinship: Two Case Studies in ‘Universal Semantics’” dalam Language, Culture, and Cognition: Anthropological Perspectives hlm. 121—124. New York: Macmillan.

Paterson, Ian. 2003. Dictionary of Colour. India: Replika Press.




DOI: https://doi.org/10.37671/sb.v4i2.79

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Sirok Bastra

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 
 
______________________________________________________________________________________________________________________________________________
 
Publisher and Copyright @Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung
Kompleks Perkantoran dan Permukiman Terpadu Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 
Jalan Pulau Bangka, Airitam, Pangkalpinang 
Telepon: 0717-438455; Faksimile: (0717) 9103317 
Pos-el: sirokbastra@kemdikbud.go.id