LEKSIKON PERBURUAN SUKU DAYAK MERATUS: KAJIAN ETNOLINGUISTIK (Hunting Lexicon of Dayak Meratus Tribe: Ethnolinguistic Study)

Derri Ris Riana

Abstract


Abstrak

Hutan bagi suku Dayak Meratus merupakan sumber penghidupan. Untuk memanfaatkan sumber daya alam, kegiatan berburu dilakukan dengan menggunakan teknik berburu dengan alat-alat tradisional yang dibuat khusus. Teknik tersebut tampak pada leksikon perburuan masyarakat suku Dayak Meratus. Masalah dalam tulisan ini adalah bagaimana makna leksikal dan makna kultural leksikon perburuan suku Dayak Meratus dan bagaimana fungsi leksikon perburuan suku Dayak Meratus. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna leksikal dan makna kultural leksikon perburuan suku Dayak Meratus, dan mendeskripsikan fungsi leksikon perburuan suku Dayak Meratus melalui bahasa yang digunakan dalam cerita rakyat. Teknik analisis data dilakukan dengan cara struktural dan etnolinguistik terhadap leksikon yang digunakan dalam perburuan suku Dayak Meratus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna leksikal dan makna kultural leksikon perburuan suku Dayak Meratus mencakup tiga hal, yaitu berkaitan dengan alat yang digunakan, hasil buruan, dan aktivitas pemburu. Sementara itu, fungsi penggunaan leksikon perburuan suku Dayak Meratus adalah sebagai wujud untuk melestarikan hutan, memanfaatkan sumber daya alam, dan menggunakan alat berburu tradisional.

Kata kunci: perburuan, makna leksikal, makna kultural, etnolinguistik, Dayak Meratus

 

Abstract

Forest for the Meratus Dayak tribe is a source of livelihood. To utilize natural resources, hunting activities are carried out using hunting techniques with traditional tools made specifically. The techniques are seen in the hunting lexicon of the Meratus Dayak tribe. The problems in this paper are how the lexical meaning and cultural meaning of the hunting lexicon of Dayak Meratus tribe are and how the function of the Dayak Meratus tribe lexicon are. This paper aims to describe the lexical meaning and cultural meaning of the Dayak Meratus tribe lexicon hunting and describe the function of the Dayak Meratus tribe hunting lexicon through the language used in folklore. The data analysis technique was carried out by structural and ethnolinguistic methods of the lexicon used in the hunting of the Meratus Dayak tribe. The results show that the lexical meaning and the cultural meaning of the Dayak Meratus hunting lexicon include three things, which are related to the tools used, hunting results, and hunter activities. Meanwhile, the function of the use of the Dayak Meratus tribe hunting lexicon is as a form of conserving forests, utilizing natural resources, and using traditional hunting tools.

Keywords: hunting, lexical meaning, cultural meaning, ethnolinguistic, Meratus Dayak


Keywords


etnolinguistik; Dayak Meratus; budaya; sistem religi; mata pencaharian

Full Text:

PDF

References


Ahimsa-Putra, H. S. (2013). Strukturalisme Levi-Strauss: Mitos dan Karya Sastra. Yogyakarta: Kepel Press.

Chaer, A. (2014). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Crawford, W. W. (1985). Charles C.Fries on “Meaning” in Stuctural Linguistics and Language Pedagogy. In N. M. Fries, Peter H dan Fries (Ed.), Toward an Understanding of Language (p. 143). Amsterdam/Philadelphia: John Benjamins Publishing Company.

Damayanti, D. (2016). Meratus, Nyanyi Sunyi di Pegunungan Borneo. Yogyakarta: Lamalera.

Danandjaja, J. (1997). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Duranti, A. D. (1997). Linguistics Anthropology. New York: Cambridge University Press.

Hartatik. (2017). Jejak Budaya Dayak Meratus dalam Perspektif Etnoreligi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Juhartiningrum, E. (2010). Istilah-Istilah Jamu Tradisional Jawa di Kabupaten Sukoharjo (Kajian Etnolinguistik) (UNS). Retrieved from https://eprints.uns.ac.id/7735/1/218381011201103411.pdf

Katubi. (2011). Bahasa, Kebudayaan Material, dan Tradisi Lisan: Studi Etnolinguistik Orang Kui di Alor, Nusa Tenggara Timur. International Conference on Indonesian Studies: Diversity, Continuity, and Changes, 484. Jakarta: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia.

Koentjaraningrat. (1983). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Maunati, Y. (2004). Identitas Dayak: Komodifikasi dan Politik Kebudayaan. Yogyakarta: LKiS.

Riley, P. (2007). Language, Culture, and Identity: An Etnolinguistic Perspective. London: Continuum.

Riwut, T. (1993). Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

Taum, Y. Y. (2011). Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode dan Pendekatan Disertai Contoh Penerapannya. Yogyakarta: Lamalera.

Vatria, Yuliana, D. (n.d.). Leksikon Budaya dalam Hukum Adat Masyarakat Dayak Kantuk Kecamatan Putussibau Utara Kabupaten Kapuas Hulu. Untan. Retrieved from http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/26508/75676577237

Volk.el, S. (2010). Social Structure, Space and Possession in Tongan Culture and Language. An ethnolinguistic study. Amsterdam/Philadelphia: John Benjamins Publishing Company.




DOI: https://doi.org/10.37671/sb.v7i2.167

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Sirok Bastra

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 
 
______________________________________________________________________________________________________________________________________________
 
Publisher and Copyright @Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung
Kompleks Perkantoran dan Permukiman Terpadu Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 
Jalan Pulau Bangka, Airitam, Pangkalpinang 
Telepon: 0717-438455; Faksimile: (0717) 9103317 
Pos-el: sirokbastra@kemdikbud.go.id